Pengungsi Rohingya belajar. ©2015 merdeka.com/afif |
Saat itu seluruh etnis Rohingya yang ditampung di Kuala Langsa, Kota Langsa, Aceh hendak makan siang. Dibantu beberapa orang dari mereka, mereka dengan tertib menunggu giliran piring berisi nasi dan lauk tiba diantar oleh petugas.
Sedangkan yang sudah mendapatkan nasi langsung melahap sampai tidak tersisa. Setelah menghabiskan semua makanan, mereka langsung mengumpulkan kembali piring-piring kotor dan memakan satu buah pisang yang diberikan setelah makan.
Pandangan sama juga terlihat dari sebelah masih dalam satu gedung, hanya dibatasi oleh papan untuk memisahkan laki-laki dan perempuan. Ada puluhan anak-anak juga duduk rapi melahap semua makanan yang diberikan.
Inilah potret keseharian mereka dalam pengungsian. Mereka tidur tanpa ada kasur, hanya beralaskan matras dan kasur Palembang di atas semen. Agar mereka tidak kepanasan ada beberapa kipas angin yang tersedia dalam ruangan itu.
Semua warga Rohingya yang berada di Kuala Langsa enggan untuk kembali ke negara asalnya. Mereka melarikan diri dari negaranya karena tidak dianggap sebagai warga negara di Myanmar. Sehingga berani mempertaruhkan nyawa melawan ganasnya ombak di lautan, hingga diselamatkan oleh nelayan Aceh.
Semenjak mereka melarikan diri lebih 4 bulan dalam laut terkatung-katung tanpa arah tujuan. Dalam benak mereka hanya ingin menjauh dari negaranya yang tidak menerima keberadaan mereka di sana.
Muhammadun Hasan (17) warga Rohingya yang sedikit bisa berbahasa Inggris mengaku seluruh pengungsi Rohingya tidak mau kembali ke negara asalnya. Karena bila mereka kembali, perlakuan yang sama akan kembali menimpa mereka dan tetap harus kembali melarikan diri.
Tidak tidak mau kembali ke negara asal, karena kondisi keamanan, kata Muhammadun Hasan, Minggu (24/5).
Hasan mengaku seluruh Rohingya senang bisa diterima dan dibantu oleh orang Aceh. Oleh karena itu, ia meminta kepada Pemerintah Indonesia agar bisa memberikan status suaka politik pada seluruh pengungsi Rohingya yang ada di Aceh.
Hasan juga sempat berbincang-bincang dengan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke camp pengungsian. Hasan meminta kepada Menteri Sosial agar bisa mendapatkan suaka politik dan bisa terus berada di Indonesia.
Menanggapi permintaan suaka politik oleh Rohingya yang berada di Aceh, Mensos Khofifah Indar Parawansa menyebutkan akan ada pembahasan lebih lanjut.
Sekarang masih lagi menunggu Perpres, kita tunggu saja, imbuhnya.
Menurut Khofifah, hal yang terpenting saat ini adalah penanganan kemanusiaan dan pemulihan dari penderitaan yang dialami selama terkatung-katung di laut. Mereka harus diberikan terlebih dahulu makan.
"Baru nanti akan kita bicarakan tindak lanjutnya, sekarang kami sehatkan dulu mereka," ujarnya.
Post a Comment