Kepala Kepolisian Resor Tanggamus AKBP Dedi Supriyadi yang didampingi Kepala Bagian OPS Kompol Hepi Hasasi, Kasat Reskrim AKP Samsuri dan Kapolsek Sukoharjo dan Bupati Pringsewu Sujadi Saddat saat ekspose penangkapan gembong perampok. 
BERITAHOTS.COM - PRINGSEWU :  Lima tersangka perampok yang sudah lama cukup meresahkan masyarakat Kabupaten Pringsewu merintih dan berteriak kesakitan saat kedua pergelangan tangannya diborgol. Kelimanya digelandang ke Markas Kepolisian Sektor Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Sabtu (9/5/2015).

Dua perampok di antaranya berasal dari Kabupaten Lampung Tengah, yakni Ahmad Yantoni (35) warga Desa Sidodadi, Kecamatan Bangunrejo dan Yuliyanto (33) warga Tanjung Kemala. Tiga pelaku lainnya warga Kabupaten Pringsewu, yakni Iksan Afandi (40) warga Pekon Pandansari Kecamatan Sukoharjo, Heri Gandoyo alias Doblang (45) warga Pandan Surat, Kecamatan Sukoharjo, dan Herman (38), berstatus kepala pekon aktif di Pandansari Selatan, Kecamatan Sukoharjo.

Namun, teriak kesakitan tersebut tidak membuat para petugas iba. Justru Kapolres Tanggamus AKBP Dedi Supriyadi mendamprat kelimanya. Menurut Dedi, sakit akibat borgol belum sebanding dengan perbuatan dan kebengisan komplotan perampok ini.

Apalagi, lanjut Dedi, para pelaku ini memiliki cukup banyak senjata api rakitan berikut amunisinya.

"Mereka bawa senpi, ada pelurunya. Itu hanya untuk dua alternatif, kalau tidak untuk menembak masyarakat (korban), (peluru) itu untuk petugas (polisi) yang menolong masyarakat," tegasnya.

Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa para pelaku ini masih beruntung tidak mendapat hadiah timah panas dari petugas kepolisian. Dedi sendiri mengaku sudah memerintahkan anggotanya untuk tidak segan-segan menembak para pelaku kejahatan yang mengancam atau membahayakan petugas. Sementara komplotan perampok ini memiliki senpi yang bisa membahayakan petugas.

Dedi mengungkapkan, komplotan perampok ini ditangkap oleh tim buru sergap (buser) dan intel Polsek Sukoharjo, Polsek Gadingrejo, dan Polres Tanggamus. Kepolisian sudah sekitar satu bulan ini meyelidiki dua perkara kriminal yang paling menonjol di Bumi Jejama Secancanan.

Komplotan ini melakukan perampokan di kediaman Waluyo (46), pedagang ayam potong di Pekon Gadingrejo, pada 28 Desember 2014 lalu. Korban saat itu mengalami kerugian hingga Rp 60 juta. Herman cs juga beraksi di gudang kopra Pekon Waringin Sari, Kecamatan Sukoharjo, pada 28 Maret 2015. Pemilik gudang, Sulis Puji Harmini dan Maryanto (42), merugi lebih dari Rp 50 juta.

Dedi mengungkapkan, petugas awalnya menangkap Ahmad yang terindikasi sebagai salah satu perampok juragan ayam di Gadingrejo. Ahmad ditangkap di kediamannya Sabtu dini hari, kemudian menyusul penangkapan terhadap Yuliyanto.

"Dari Ahmad kami mendapati dua pucuk senpi rakitan jenis revolver berikut enam butir amunisi," katanya.
Hasil pengembangan petugas meringkus Iksan. Dari keterangan Iksan inilah puluhan petugas bergerak menangkap Heri dan berlanjut ke Herman. "Dari hasil interogasi Ahmad, ternyata dia juga aktor pelaku perampokan di gudang kopra Sukoharjo," ujarnya.

Dedi menekankan, pihaknya masih terus mengembangkan kasus ini. Saat dibawa ke Mapolsek Gadingrejo untuk gelar perkara, turut hadir Bupati Pringsewu Sujadi Saddat. Dedi mengaku sengaja mengundang bupati supaya mengetahui langsung bahwa yang terlibat di antaranya kepala pekon aktif.

"Ini langkah koordinasi supaya Pemkab Pringsewu dapat segera melakukan tindakkan dalam hal pelayanan masyarakat, khususnya di Pekon Pandan Sari Selatan," ujarnya.

Sujadi Saddat mengatakan, ada mekanisme untuk menindaklanjuti penangkapan terhadap kepala pekon aktif. Ia berharap ada surat pemberitahuan dari kepolisian sebagai legalitas. "Dari dasar (surat) itulah akan kita tindaklanjuti. Sudah ada peraturan yang akan ditindaklanjuti," katanya.

Sujadi mengaku masih menunggu proses hukum untuk kepastian memberhentikan Herman.

Post a Comment

Powered by Blogger.