Menteri Jokowi. ©2014 Merdeka.com |
Empat menteri itu antara lain Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said , Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil.
"Menteri tersebut tidak ada koordinasi sama sekali, seperti jalan sendiri, seakan mereka tidak bisa menerjemahkan Nawa Cita. Dalam hal ini yang harus disalahkan Jokowi memang karena tantangan ini lebih banyak," ujarnya kepada merdeka.com di Kantor Seknas Fitra, Jakarta, Selasa (12/5).
Menurut dia, perombakan kabinet kerja mutlak harus dilakukan. Pasalnya, rentan waktu sekitar enam bulan seharusnya bisa membuahkan hasil perekonomian Indonesia lebih baik ketimbang era pemerintah SBY, namun justru ini berbalik arah.
"Reshuffle harus dilakukan, 6-7 bulan tidak bisa menerjemahkan tidak perlu ada lagi, SP satu SP dua tidak pernah ada, kita tidak mau, APBN-P pola bahan cakkan masa mau diteruskan," jelas dia.
Dia menambahkan perombakan kabinet juga harus menjadi dasar evaluasi untuk menjadi dasar menggenjot triwulan berikutnya.
"Tiga hal yang menjadi titik Nawa Cita terutama bidang ekonomi yaitu perekonomian mandiri, struktur kabinet yang tidak punya pemikiran neolib, desain program harus memunculkan keadilan sehingga tidak ada kesenjangan," tutupnya.
[idr]
Post a Comment