Ilustrasi Tembak |
Sejumlah kasus penembakan baik yang disengaja maupun yang tak disengaja, marak mencuat seiring banyaknya modus aksi koboi-koboian dari para pengguna senjata api tersebut. Pelakunya pun beragam. Dari kalangan masyarakat sipil, bahkan sampai aparat penegak hukum pun tak luput dari aksi 'sok gagah-gagahan' saat mereka memegang senjata api tersebut.
Melihat begitu maraknya aksi dan kasus-kasus serupa yang terjadi di tanah air dewasa ini, merdeka.com coba merangkum beberapa di antaranya, sebagai pelajaran bersama yang bisa diambil hikmahnya.
Semoga kebijaksanaan dan kehati-hatian selalu menaungi siapapun, saat sedang memegang senjata api yang sering kali berujung pada tewasnya orang lain, akibat sikap arogan atau bahkan keteledoran dari para pemilik atau pemegangnya.
1.Tak terima disalip, penumpang mobil tembak kaca belakang Bus Eka
Sebuah bus ditembak oleh 4 orang tak dikenal, yang mengendarai mobil Toyota Yaris di dekat perempatan Denggung, jalan Magelang, Sleman, Selasa (5/5). Penembakan itu diperkirakan terjadi, sekitar pukul 03.10 WIB dini hari.
Aksi penembakan itu diduga akibat pelaku merasa tak terima, saat supir Bus Eka itu menyalip mobil Toyota Yaris yang mereka kendarai secara zig-zag. Merasa tak diberi jalan, sang supir Bus Eka itupun lantas membunyikan klakson, dan menyalip mobil Yaris tersebut.
Merasa tidak terima, mobil itu pun mengejar bus sampai di lapangan lampu merah perempatan Denggung. Kemudian, empat orang turun, dan menghampiri bus yang berhenti karena lampu merah. Mereka berteriak dan memaki-maki supir bus. Saat lampu sudah hijau, bus pun langsung melaju, kemudian salah seorang penumpang mobil Yaris itu pun menembak bus dan mengenai kaca belakang.
Kapolres Sleman, AKBP Faried Zulkarnaen mengatakan, kejadian tersebut bermula dari aksi saling salip antara bus Eka dengan sebuah mobil, sejak dari perempatan Kentungan, jalan Kaliurang, Depok, Sleman.
Beruntung, tidak ada korban jiwa akibat penembakan itu. Hanya, kaca bus bagian belakang pecah, akibat diterjang peluru yang diduga berasal dari senjata replika berjenis air soft gun milik para pelaku tersebut.
2.Motif tak jelas, Ketua DPRD Pekanbaru lepas tembakan ke udara
Direktorat Intelkam Polda Riau memanggil Ketua DPRD Pekanbaru, Syahril, atas didugaan menodongkan senjata api di kantor DPC partai Golkar Pekanbaru.
Aksi koboi Syahril itu tak jelas dipicu oleh permasalahan apa. Yang jelas, beberapa orang pemuda yang tengah duduk di warung kopi yang berada di depan kantor DPC Golkar Pekanbaru, lari tunggang langgang saat Syahril mengeluarkan senjata api dan menembakkannya ke atas sebanyak 3 hingga 4 kali.
Akibat ulahnya itu, Syahril diperiksa Direktorat Intelkam Polda Riau. Sementara para pemuda yang sempat ditodong juga sudah melaporkan aksi Ketua DPRD Kota Pekanbaru tersebut, ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Riau.
Motif Syahril melakukan hal itu diduga karena ingin membela diri, atas masalah yang dialami dirinya di internal partai tersebut. Hal itu diutarakan Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, yang membenarkan kedatangan Syahril ke Dit Intelkam untuk diperiksa sekaligus meminta perlindungan.
"Cuma koordinasi saja, dia (Syahril) meminta perlindungan, terkait masalah internal partainya," ujar Guntur.
3.Ogah bayar masuk lokalisasi, 2 orang tembaki polisi
Kawasan lokalisasi Kampung Baru, Palembang, digemparkan oleh suara pistol dari baku tembak, yang terjadi antara seorang preman bernama Aminudin (46) alias Kumbang dan anggota TNI rekannya bernama Prada Johan Adi Setia, dengan anggota kepolisian dari Polsek Ilir Timur I Palembang. Baku tembak itu terjadi pada hari Jumat (23/1), sekitar pukul 01.30 WIB.
Kejadian bermula saat Kumbang dan Johan menyambangi lokalisasi, namun menolak membayar saat dimintai uang di portal penjagaan kawasan lokalisasi tersebut. Melihat penjaga portal yang mengambil sebilah pedang karena sudah kesal pada keduanya, Kumbang pun segera menarik pistol berjenis revolver di pinggangnya, untuk kemudian dia tembakkan beberapa kali ke atas udara.
Mendengar suara tembakan itu, jajaran Polsek Ilir Timur I Palembang yang datang ke lokasi untuk menyelidiki kasus pembunuhan pun segera menghampiri sumber suara letupan pistol itu. Namun ternyata, mobil para polisi itu pun juga ditembaki oleh pelaku, hingga polisi pun akhirnya membalas tembakan mereka dan terjadi lah baku tembak tersebut.
Baku tembak itu baru berakhir setelah kedua pelaku melarikan diri. Setelah berhasil ditangkap, dari tangan kedua pelaku polisi berhasil menyita tiga pucuk senjata api rakitan jenis revolver, beserta 6 butir peluru. Satu senjata api di antaranya adalah milik pelaku Prada Johan yang merupakan anggota TNI tersebut.
Pelaku bernama Aminudin alias Kumbang itu, dikenakan pasal kepemilikan senjata api ini dan diancam hukuman 12 tahun penjara. Sementara anggota TNI itu akhirnya diserahkan ke POMDAM, untuk diproses lebih lanjut sesuai penanganan di instansinya.
4.Tembaki kereta api dengan senapan angin
Seorang pria bernama Edi Irawan (34) ditangkap oleh petugas keamanan PT KAI, setelah menembaki kereta api Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, dengan senapan angin, Minggu (12/10).
Perbuatan pelaku membuat para penumpang panik karena dinding gerbong jebol akibat tembakan Edi. Bahkan, peluru senapan angin yang ditembakkan Edi itu juga menembus kaca samping kiri kereta.
Kejadian itu langsung dilaporkan ke PT Kereta Api Indonesia (KAI), yang kemudian mengerahkan Polsuska ke sekitar lokasi penembakan. Seorang petugas keamanan PT KAI, Sudarmawan, bersama kawan-kawannya pun segera melakukan penyisiran di sekitar lokasi. Namun, pelaku penembakan sempat kabur.
Akhirnya mereka berhasil meringkus Edi, yang ditangkap di kediamannya di kawasan Pasar VIII, Sei Rotan, Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Bersama Edi, turut diamankan pula sepucuk senapan angin, yang digunakannya untuk menembaki kereta api itu.
Saat diinterogasi Polsuska, Edi mengaku sekadar iseng. Dirinya mengaku selain menembaki kereta api rute Medan-Kualanamu, ia juga kerap menembak kereta api dari rute sebaliknya.
Post a Comment