Youtube |
Kisahnya mengharukan, bikin merinding sekaligus sosoknya menakutkan.
Sebuah Video Youtube akun dengan nama Lucu mengunggah video berjudul: Jangan Dibuka !! Menyeramkannya Mumi Jepang.
Video ono diunggah pada 4 April 2014 tahun lalu dan hingga kini Rabu (6/5/2015) sudah ditonton sebanyak 100.660 kali.
Mumi Jepang berbeda dengan Mesir yang diawetkan dengan balsem.
Mereka disebut sebagai Sokushinbutsu yang artinya 'Living Buddha'.
Tak seperti pengawetan sama halnya dengan mumi asal Mesir, sosok-sosok mereka ini dulunya seorang biksu. Mereka bertapa sepanjang hidup.
Melatih diri untuk bergantung hanya dengan ai dan kacang-kasangan serta meditasi.
Hal ini membuat tubuh mereka menyusut, kekurangan berat badan.
Mereka pun kemudian dikubur dalam kotak kayu untuk meditasi menuju Sokushinbutsu. Pertapaan ini pun berakhir dengan kematian.
Situs resmi Pariwisata Jepang menjelaskan, setelah selama 1.000 hari dikubur, oleh para mudirnya peti akan digali. Jika penampilan mereka tetap sama dan tidak ada perubahan maka biksu ini akan menyandang status Sokushinbutsu.
Wow, mengerikan buka, namun sebenarnya apa yang melatarbelakangi mereka rela melakukan demikian? Ternyata ini cara mereka untuk mengatasi kelaparan.
Pada masa itu Negeri Matahari Terbit ini mengalami masa kelaparan paling parah. Para biksu mencoba membantu orang yang miskin dan kelaparan mereka rela melakukan hal ini.
Sejak abad 11 hingga 19 praktik ini telah dilarang secara hukum, lantaran kegiatan ini dinilai sebagai paraktik bunuh diri.
Penduduk setempat menganggap mumi ini sebagai Kami-Sama atau diterjemahkan sebagai Tuhan atau Dewa.
Ingin melihat sosok-sosok mumi Jepang? Para turis bisa datang ke Prefektur Yamagata di utara Jepang. Di kuil tersebut ada sekitar 6 mumi yang tersimpan.
Dalam kuil tersebut yang paling terkenal adalah Ryusui-ji di Kuil Dainichibou di Kota Tsuruoka. Mumi ini merupakan mumi biksu Daijuku Bosatsu Shinnyokai-Shonin (1687-1783). Prosesnya setelah 70 tahun pertapa, biksu ini layak disebut Sokushinbutsu setelah berusia 96 tahun. (tribunmanado/robertus rimawan)
Post a Comment