Sopir angkot Yusuf. ©facebook.com |
Lelaki ini bernama Yusuf Supriyatna. Dia adalah pensiunan Tentara Nasional Indonesia Angkatan darat (TNI AD). Di usianya yang ke-72 tahun, Yusuf beralih profesi menjadi seorang sopir angkot jurusan Gedebage-Cibeureum.
Cerita kesalehan ini dituangkan Meirna Nurdini Thomas dalam akun Facebook miliknya. Wanita berhijab itu mengaku kagum dengan sosoknya yang sederhana. Meski menjadi sopir angkot, Yusuf tidak lupa untuk tetap rapi selama bekerja.
"Pengemudi tua, umurnya pasti lebih dari 70 tahun, tersenyum, dan langsung menjalankan kendaraannya, pelan, tidak tergesa, dengan pantofel hitam berkaus kaki rapi," demikian dikutip merdeka.com dari akun Facebook Meirna, Selasa (5/12).
Kekaguman pertamanya datang saat Yusuf menerima sebotol air minum kemasan dari seorang pedagang yang memaksa. Meski membayar dan melanjutkan perjalanannya, namun dia malah memasukkan botol tersebut ke dalam laci dan menolak mengonsumsinya.
"Air ini enggak saya minum, neng. Haram. Kenapa haram? Karena bukan dari hasil jual beli atas kesepakatan tapi pemaksaan. Filosopi jual beli adalah si pembeli membutuhkan, dan penjual memiliki barang yang kita butuhkan. Ini, saya tidak butuh, karena saya bawa minum dari rumah, ini namanya jual paksa tapi ya bapak mah ikhlas aja, karena rejeki bapak sudah diatur oleh Allah, tidak akan berkurang karena itu," ujar Yusuf.
Tak berhenti sampai di sana, Yusuf juga tak mengeluh ketika seorang bocah memberikan ongkos tak sesuai dengan tarif yang ditetapkan. Bocah ini hanya memberikannya dua kepingan uang Rp 500. Meski gemas, Meirna mencoba menghibur, namun jawaban yang diterima justru mengejutkannya.
"Dasar anak-anak, dimaklum ya pak."
"Anak itu enggak salah neng. Namanya anak-anak tergantung bagaimana ajaran orangtuanya, enggak apa-apa, kan rejeki bapak mah sudah diatur oleh Allah," jawab ayah tiga anak ini.
Kepada Meirna, Yusuf memperlihatkan KTP dan kartu pensiunan TNI AD. Pria kelahiran 1943 ini mengaku ikhlas menjalani pekerjaannya sebagai sopir, enggan mengeluh.
"Namanya ikhtiar kita harus sabar dan ikhlas, dan yang utamanya adalah harus yakin kepada Allah. Kalau kita tidak yakin, percuma. Pasti yang kita dapat hanya capek, dan jangan lupa ngadoa."
"Bapak tidak pernah merasakan kesusahan hidup, neng. Kuncinya salat lima waktu jangan ditinggalkan, dan kalau kita ada permintaan sama Allah, minta lah sehabis salat, sehabis Tahajjud, dan lakukan salat hajat, pasti diijabah oleh Allah," lanjutnya.
Sepanjang perjalanan, Yusuf tak pernah sekalipun menghitung uang yang didapatnya dari hasil menarik angkot. Tak hanya itu, dia juga enggan ngetem atau menyalip angkot di depannya demi meraih rezeki. Bahkan, ia berusaha menghormati penumpangnya yang baru turun dari kendaraannya dengan tangan kanan, meski sulit untuk meraih upahnya tersebut.
"Allah sudah memberikan rejeki ke bapak dari ongkos penumpang, bapak akan bersusah payah mengulurkan tangan kanan, sebab apa? Allah sudah ngasih rejeki masa kita terimanya pake tangan kiri, gimana mau berkah?" tegasnya.
Itulah kisah seorang kakek saleh yang selalu berucap syukur atas nikmat dan rezeki yang diterimanya. Kisah ini dipuji ribuan pengguna media sosial lain.
[tyo]
Post a Comment