Wakil Ketua MUI Kota Tarakan Syamsi Sarman dan Ketua FKUB Kota Tarakan Zainuddin Dalila memperlihatkan Al Quran yang ditemukan warga di sungai. 
BERITAHOTS.COM - Puluhan mushaf Al-Quran yang disinyalir milik sejumlah masjid di Tarakan ditemukan berserakan di sungai yang melintas di jalan Hasanuddin 1 dan Hasanuddin 2, Kelurahan Karang Anyar Pantai, Kota Tarakan. Sejumlah warga melihat seseorang yang dengan sengaja membuangnya.

Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, warga melapor ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tarakan yang selanjutnya diteruskan ke Polres Tarakan, Selasa (5/5/2015).

Berdasarkan keterangan warga sekitar, mushaf Al-Quran ini memang dibuang dengan sengaja oleh seseorang yang telah diketahui identitasnya.

Warga yang melihat kejadian itu mencoba mengejar pelaku pembuang mushaf Al-Quran, namun pelaku berhasil melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor. Mushaf adalah kumpulan wahyu Al-Quran dalam bentuk catatan tertulis.


SURYA.co.id/Anas Miftakhudin
Dua anggota jamaah istighotsah Anang menunjukkan Al Quran harum di Desa Glagah Arum, Porong, Sidoarjo, Senin (12/1/2015).

H Syahar, salah satu warga sekitar mengungkapkan, aksi pembuangan mushaf ini sebenarnya telah terjadi sejak sebulan yang lalu. Saat itu warga hanya mengira mushaf ini hanyut karena banjir atau kiriman barang yang terjatuh ke laut. Karena itu warga kemudian memungutnya dan disimpan di rumah masing-masing .

Beberapa minggu kemudian, warga untuk kedua kalinya menemukan lagi mushaf Al-Quran di sungai. Melihat hal ini warga sudah mulai curiga, jika ada oknum yang sengaja membuangnya. Warga kembali memungut mushaf ini untuk disimpan di rumah .


“Sampai akhirnya, Selasa (5/5/2015) pagi, untuk ketiga kalinya warga kembali menemukan Al-Quran di sungai. Nah ketiga kali ini baru warga baru berani melaporkan hal ini kepada MUI dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Tarakan tarakan ,” ungkap Syahar.

Hal yang sama diungkapkan Riswan, salah satu pekerja pembibitan udang yang berada di pinggir sungai itu. Dirinyalah yang pertama kali menemukan Al-Quran hanyut terbawa sungai sekitar pukul 5 sore, saat duduk di jembatan penyebrangan di atas sungai.

Meski sedikit heran, namun Riswan berinisiatif untuk memungut Al-Quran itu dibantu warga lainnya, karena melihat kondisinya masing sangat bagus.

Namun beberapa minggu kemudian, dirinya kembali menemukan mushaf berserakan di sungai. Riswan kembali memungutnya. Bahkan Riswan juga sempat melihat seseorang menggunakan sepeda motor dengan menggunakan tas ransel membuang sesuatu di sungai tersebut.

“Namun karena orang itu melihat saya, makanya orang-orang itu buru-buru pergi. Setelah saya datangi di sungai, ternyata yang telah dibuangnya adalah Al-quran. kalau saya ketemu orang itu, masih ingat jelas ciri-ciri orang tersebut,” ucapnya.

Sementara ini, sebanyak 23 mushaf Al-Quran yang terdiri dari 21 mushaf besar, satu mushaf kecil, dan sebuah buku Yasin yang berada di tangan warga, kemudian dikumpulkan kembali oleh MUI Kota Tarakan bersama aparat kepolisian yang datang ke lokasi pembuangan Al-Quran. Mushaf tersebut akan diperiksa, dihitung jumlahnya, dan akan dijadikan barang bukti.

Wakil Ketua MUI Kota Tarakan, Syamsi Sarman, membenarkan adanya aksi pembuangan kitab suci Al quran yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Namun pihaknya menyerahkan sepenuhnya tindak kejahatan ini kepada pihak yang berwenang.

“Kami belum mengetahui motif pembuangan mushaf Al-Quran yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab itu. Tapi ini semua telah kita laporkan kepada aparat hukum, Sebab pembuangan mushaf kitab suci Al-Quran dengan sengaja merupakan sebuah penghinaan dan penistaan agama," ungkapnya.

Syamsi mengungkapkan, sejumlah mushaf ini milik beberapa masjid di Tarakan. Hal ini bisa dilihat dari identitas inventaris beberapa masjid yang terdapat pada beberapa mushaf. Diantaranya, milik masjid Al-Amin. Pihak masjid mengakui telah kehilangan sekitar 20 mushaf sekitar sebulan yang lalu .

“Dengan adanya kejadian ini, kami mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan berfikir jernih, serta menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak yang berwenang. Sebab kami bersama aparat masih mengumpulkan lagi sejumlah mushaf yang masih berada di tangan warga,” tuturnya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tarakan, Zainuddin Dalila, juga meminta agar masyarakat tidak terpancing oleh situasi seperti ini, karena mengingat motifnya masih belum jelas.

“Kita mengajak seluruh masyarakat Tarakan bersama-sama untuk menciptakan keamanan di Kota Tarakan,” ucapnya.

Sebagai informasi, akhir tahun ini, Kalimantan Utara akan melaksanakan Pemilihan Gubernur. Lazim terjadi, saat menjelang pilkada, situasi politik memanas. Aneka isu, termasuk unsur suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), sering dijadikan propaganda politik.(*)

Post a Comment

Powered by Blogger.