Kepiting : Beritahots |
Penangkap kepiting, tidak pernah merasa risau meninggalkan kepitingnya. Mereka tahu caranya agar kepiting tidak kabur, yaitu dengan menyatukan kepiting satu dan lainnya.
Bila ada seekor kepiting yang hampir meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar. Jika ada lagi yang naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi temannya akan menariknya turun… dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil keluar.
Keesokan harinya sang pemburu tinggal merebus mereka semua dan matilah sekawanan kepiting yang dengki itu.
Begitu pula dalam kehidupan ini… Tanpa sadar kita juga terkadang menjadi seperti kepiting-kepiting itu.
Kadang ada perasaan tidak senang melihat teman bergembira, dan mencurigainya. Apalagi di dalam bisnis atau hal lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, dengki, atau munafik akan semakin nyata dan kalau tidak segera kita sadari tanpa sadar kita sudah membunuh diri kita sendiri.
Kesuksesan akan datang kalau kita bisa menyadari bahwa di dalam bisnis atau persaingan yang penting bukan siapa yang menang, namun terlebih penting dari itu seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri kita seutuhnya. Jika kita berkembang, kita mungkin bisa menang atau bisa juga kalah dalam suatu persaingan, namun yang pasti kita menang dalam kehidupan ini.
Beberapa pertanda bahwa seseorang adalah ‘kepiting‘
1. Banyak mengkritik tapi tidak ada perubahan
2. Hobi membicarakan kelemahan orang lain tapi tidak mengetahui kelemahan dirinya sendiri sehingga ia hanya sibuk menarik kepiting-kepiting yang akan keluar dari baskom dan melupakan usaha pelolosan dirinya sendiri.
Bukankah lebih baiknya jika kepiting-kepiting itu saling tolong-menolong untuk dapat keluar dari baskom?
Namun memang dibutuhkan jiwa yang besar untuk melakukannya.
Mari merenung sesaat, dan mulai memperbaiki diri. [ds/islampos]
Sumber: termotivasi.com
Post a Comment